"Refreshing" di Puncak Trawas

"Refreshing" di Puncak Trawas


"Refreshing" di Puncak Trawas

"Waktunya memanjakan keluarga”, tulis sebuah status di FB seorang teman. Wah rupanya teman tersebut sudah mulai mempersiapkan sebuah acara untuk bersenang-senang bersama keluarga, setelah sepekan atau bahkan sebulan terakhir sibuk dengan pekerjaan. Liburan di akhir pekan bersama keluarga sangat dibutuhkan untuk "refreshing".

Liburan akhir pekan bersama keluarga tidak harus mahal, karena bisa dilakukan di mana saja, yang penting ada kegiatan santai di luar keseharian yang dilakukan atas “kesepakatan” bersama, artinya tidak ada salah satu anggota keluarga yang merasa "terpaksa" mengikuti kegiatan tersebut.

Banyak pilihan tempat rekreasi di Jawa Timur. Sampai saat ini Kota Batu masih menjadi tempat wisata favorit bagi keluarga karena daerahnya berhawa sejuk. Namun, sebenarnya warga Jawa Timur masih mempunyai banyak lokasi wisata berhawa sejuk dan tak kalah indahnya panorama yang disuguhkan oleh alam semesta itu.

Salah satunya adalah daerah wisata di Puncak Trawas, Mojokerto atau sekitar satu setengah jam perjalanan dengan mobil dari Surabaya. Untuk menuju ke lokasi bisa ditempuh dari Surabaya melalui Kecamatan Mojosari atau dari Kecamatan Pandaan.

Lokasi yang diapit Gunung Panderman dan Gunung Welirang itu akan membuat para pecinta alam berdecak kagum atas keindahan yang diciptakan Tuhan itu. Banyak rumah mewah atau vila yang disewakan dengan harga murah dengan berbagai sarana olahraga yang bisa dinikmati, seperti kolam renang, berkuda dan lainnya.

"Wow…asyiknya, kita seakan memasuki 'perut' gunung," kata Arief Sugiarto, yang sedang menikmati liburan bersama keluarga, saat memasuki pintu gerbang Komplek Vila Puncak Trawas. Deretan cemara lilin yang menghias rapi di sepanjang jalan masuk menuju komplek puluhan vila itu seakan siap menyambut kedatangan pengunjung yang akan menikmati liburan di daerah tersebut.

"Rata-rata vila di daerah itu memiliki lahan seluas 1.200 sampai 1.600 meter persegi dan dilengkapi dengan tiga sampai empat kamar tidur dan peralatan dapur komplit," kata Sugiarto.

Bahkan, untuk menjamin agar para tamu tidak merasa takut "kelaparan" di lingkungan vila, banayk penjual sate, bakso atau jagung bakar. "Wah enak ya," kata Ny. Aminah yang mendengar cerita Sugiarto itu.

Fasilitas Kolam Renang

Wisatawan yang berkunjung ke lokasi vila di Komplek Puncak Trawas ternyata dimanjakan dengan adanya fasilitas kolam renang. Lokasi kolam yang cukup dekat dengan tempat itu membuat pengujung merasa betah berlama-lama tinggal di lingkungan vila tersebut.

Menurut Sugiarto, pengunjung vila tersebut mendapat menikmati fasilitas untuk masuk kolam renang dengan harga tiket masuk kolam renang itu untuk umum rata-rata Rp15 ribu per orang.

Bila ada yang menghendaki naik kuda untuk berkelililing vila juga tersedia. Setiap orang hanya dikenai biaya Rp50 ribu untuk berkelililng sekitar 30 menit.

Suasana berlibur lebih menyenangkan, karena para pedagang buah-buahan dan makanan khas Kota Trawas banyak dijajakan di daerah itu. Mulai dari pisang hijau, jambu dan papaya serta talas dan ketela rambat yang dijajakan para pedagang siap dibawa pulang untuk buah tangan setelah menikmati liburan.

Bagi calon wisatawan yang ingin mengadakan pertemuan keluarga, tunggu apalagi, mau "beli" vila untuk kegiatan semalam bersama keluarga atau mau pilih-pilih lokasi lain? yang penting bisa membuat hati keluarga senang, meningkatkan jalinan komunikasi dengan keluarga sekaligus bisa menikmati keindahan alam ciptaanNya.

MBOLANG SERU DI OMAH KAYU MALANG DAN PARALAYANG MALANG

Malang merupakan destinasi wisata yang seru buat dikunjungi baik wisata alam maupun wahana. Seperti telah dibahas sebelumnya ada Pulau Sempu, Pantai Bolu - Bolu dan juga Banyu Anjlok, Taman Bunga Selecta, Kasembon Rafting sekarang aku mau nyobain nih explore ke kota apel ini dengan menggunakan kereta api dan naik angkutan umum karena sebelumnya selalu naik motor. 
    Awalnya gak ada niatan mau kemana, cuma pengen nyoba naik kereta ke kota ini. Tanpa ada rencana sebelumnya alias dadakan, mulai lah mencari tiket kereta api. Setelah browsing tiket akhirnya kita dapat tiket kreta api BIMA, walaupun ekskutif tapi harganya cuma Rp.40.000. Saat itu tiket kereta ekonomi udah pada habis karena bertepatan dengan libur tahun baru. Setelah fix pesan tiket akhirnya kita langsung cuusss berangkat ke stasiun sidoarjo. Jadwal keberangkatan awalnya pukul 06.30 wib, ternyata molor sampai jam 07.30 wib, gak apa-apa lah, daku sudah terbiasa menunggu kl kata Raisa sih apalah arti menunggu...hahahahaha...  
    Perjalanan menuju kota apel ini hanya memakan waktu 2 jam. Dalam perjalanan saya browsing tempat wisata yang ada di Malang. Setelah beberapa lama browsing, akhirnya kita menemukan destinasi wisata yang cocok yaitu omah kayu dan paralayang. Aku sih suka banget nyari destinasi yang berbau alam daripada ke tempat wahana permainan ataupun museum. Lama browsing menuju omah kayu dan paralayang akhirnya kita menemukan juga transportasi umum menuju kesana, yeeeaaayyy...akhirnya bisa juga mbolang dengan naik angkutan umum ke gunung.
   Saat tiba di stasiun Malang Kota Baru kita langsung mencari angkutan umum yaitu ADL dengan jurusan menuju terminal landung sari, ongkosnya cukup murah lho Rp. 5.000 aja padahal rutenya lumayan jauh. Sesampainya di terminal Landung sari, kita tanya kernet mau ke daerah paralayang atau pandesari dan akhirnya disarankan naik bis Puspa Indah Jurusan Jombang-Kediri-Tuban dengan tarif Rp. 8.000, wooowww...disini naik angkutan umum cukup murah lho dengan jarak yang lumayan jauh dibandingkan kota surabaya. Perjalanan menuju paralayang sekitar 1 jam karena macet dimana-mana. Akhirnya kita turun di pertigaan Pandesari dekat masjid, kemudian kita melihat ada arah panah PARALAYANG - 7 Km, yang awalnya pengen jalan kaki kita urungkan niat karena waktu itu juga mendung dan gak tau rute,kita nyoba tanya ke warung dimana letak omah kayu, ternyata masih satu tempat dengan paralayang, kemudian bapak - bapak di warung tersebut menawarkan ojek menuju omah kayu tarifnya Rp. 15.000, Ok fix akhirnya kita naik ojek dengan jalan yang cukup menantang karena jalannya belum mulus alias masih berlubang-lubang. 
    Sesampainya disana kita membayar tiket masuk sebesar Rp.5.000 untuk paralayang. Karena tidak membawa kendaraan kita naik keatas jalan kaki dengan kondisi tanah yang cukup licin tapi untungnya gak jadi hujan. sesampainya diatas kita bisa menikmati pemandangan alam kota malang. Paralayang dan omah kayu ini terletak di Gunung Banyak, jadi udaranya cukup sejuk dan dingin. Omah kayu ini konsepnya mirip seperti wisata Kalibiru di daerah Yogyakarta, sebuah rumah di atas pohon

Ngadem diatas ketinggian kota

Tempat parkir dengan view Gunung Banyak


     Kita bisa berfoto di atas rumah ini dengan ketentuan maksimal 6 - 8 orang selama 5 menit karena kalau lebih dari itu bisa bahaya, takutnya rumahnya ambruk kelebihan beban...hehehehe...
View Omah kayu dari bawah
    
    Nah, dari lokasi paralayang kita bisa menuju arah timur menuju omah kayu dan disini nanti akan ada penjaga untuk menarik tiket masuk sebesar Rp. 5.000
Loket Pembayaran Omah kayu
Kalau yang ini rumah tak berpenghuni :)



 Di omah kayu Malang ini juga bisa menginap lho guys, dengan tarif Rp.350.000- Rp. 450.000/ malam untuk 2 orang saja, harga yang sebanding bukan dengan pemandangan yang ditawarkan. 

Sumber : titofebrian.com

Penampakan kamar omah kayu
    Katanya sih walaupun berada diatas pohon rumah ini cukup hangat dan suasananya romantis karena kita dapat melihat indahnya kota malang di malam hari dari kejauhan. 

Tempat makan

    Kalau tadi kerumah kayu ke arah timur sekarang kita berjalan  ke arah barat, bukan untuk mencari kitab suci ya tapi ke paralayang, heheheh...


     Nah, kalau untuk paralayang sendiri tarifnya Rp. 350.000 / orang. Tempat ini gak pernah tutup, kalau paralayang ini hanya tergantung angin saja. Buat yang pengen uji adrenalin bisa coba terbang diatas kota malang. 

    Selesei sudah perjalanan kita kali ini di omah kayu Malang dan juga Paralayang, untuk kembali pulang  kita bisa naik ojek dengan tarif Rp.10.000/orang sampai ke pertigaan pandesari kemudian naik bis Puspa Indah. Cukup lama menunggu bis ini karena memang jarang. Setelah naik bis Puspa Indah kemudian kita turun di terminal Landungsari naik angkot ADL hingga stasiun Malang Kota Baru. 
Kawah Ijen Dan Sisi Lain Penambang Belerang

Kawah Ijen Dan Sisi Lain Penambang Belerang

Saya bercerita tentang kawah ijen, bagaimana sih kawah ijen itu? Cerita ini ditulis dengan sudut pandang orang pertama yang baru mengunjungi Kawah Ijen, yaitu saya.
Sebelum melihat langsung di lokasi, saya membayangkan bahwa kawah ijen merupakan sebuah kawah yang sendirian. Karena secara bahasa, Kawah artinya kawah sedangkan Ijen artinya sendirian (dalam bahasa jawa, eh, bahasa surabaya atau jawa ya?). Kalau digabungkan memiliki arti kawah yang sendirian.
Saya berfikir di lokasi akan melihat satu gunung dengan satu kawah dan tidak ada lainnya. Itu bayangan saya selama di perjalanan menuju kawah ijen. Kebetulan sekali, waktu itu saya ke kawah ijen mendekati akhir tahun 2014. Pasti banyak orang yang berlibur akhir tahun, tapi kemungkinan kecil bahwa orang se-Indonesia menuju kawah ijen semuanya. Jadi kita tidak akan takut bahwa lokasi pariwisata kawah ijen akan sesak pengunjung. 😀
Karena kita mengunjungi kawah ijen memang sedang berlibur dari pekerjaan. Lebih tepatnya meliburkan diri. Hehe…

Perjalanan ke Kawah Ijen

Perjalanan dari Sidoarjo, in the Irwyn’s House, kita berkumpul dan akan berangkat menggunakan Benny’s Car. Seingat saya, tanggal 29 Desember kita berangkat, sekitar pada pukul 17.15 WIB.
Bisa dibayangkan kan? Perjalanan dari Sidoarjo –Banyuwangi berapa lama?
Karena jauh dan lama, biar ga terlalu capek kita berhenti di beberapa tempat, selain untuk makan, kita berhenti karena kita ingin istirahat sejenak dan keluar dari mobil untuk meregangkan otot-otot badan.
Di Bangil, kita berhenti sejenak untuk makan malam. Menu kita nasi goreng dan tahu campur. Standar aja lah, ndak usah ke MekDi ataupun Frenciken. Hitung-hitung mengirit uang perjalanan kita.
Selain di Bangil, kita berhenti di SPBU yang… gileee…, bagus banget, cocok buat Selpi. SPBU ini berada di daerah Paiton. SPBU ini nyaman banget, fasilitas lengkap, mulai dari toilet sampai Hotel ada di SPBU itu. Bagus deh pokoknya. Dengan factor pembandingnya adalah SPBU yang pernah saya kunjungi, standar banget, toilet, minimarket, dan musholla. Hehe
Eh, kog kebetulan banget, pas kita di lokasi ini juga, kita kebingungan arah untuk menuju lokasi Kawah Ijen. Kemana kita harus memilih jalan yang benar menuju Kawah Ijen?
Ya! Betul sekali, pasti kita langsung membuka tablet dan mengakses googlemap. Keren banget kog GoogleMap ini. Kita langsung diberikan arahan menuju lokasi Kawah Ijen. Maha besar Tuhan yang menciptakan manusia pencipta GoogleMap. Hehe
Dengan memanfaatkan kecanggihan si Google, kita akhirnya sampai pada lokasi yang mendekati Kawah Ijen, karena kita melihat ada pos hutan. Jadi kita simpulkan sudah mendekati Kawah Ijen. Meskipun belum yakin rute yang kita lalui benar. >_<
Kita tetap saja sesekali berhenti untuk menanyakan kepada orang yang kita anggap lebih tahu. Kita berhenti di suatu tempat dan bertanya kepada seorang Ibu dan kemudian kepada seorang Bapak Berkumis. Untung saja arahan Google bener, coba salah gua tuntut Google ke mahkamah konstitusi [Crazy Mode On].
Lokasi kita hampir sampai kata Pak Kumis, katanya sih hanya sekitar 18 Km saja. Jelas sekali, si Bapak tidak mungkin bohong, karena kita berada di lokasi yang hawanya sudah mulai dingin sekali dan kita mulai menggunakan jaket.
Belum sampai di lokasi, kita melewati lokasi dimana banyak rumah peninggalan Belanda yang masih berdiri kokoh. Nama lokasi tersebut adalah Afdeling, orang sering menyebutnya perkampungan Belanda. Lupa tidak kita foto, jadi merasa bersalah, seakan ini hanya tulisan belaka tanpa bukti nyata. Huhu

Kawah Ijen

Tidak terasa sudah sampai di parkiran mobil. Aaah! Syukur dan puji Tuhan kita selamat sampai tujuan. Tahu lokasi pertama yang kita cari saat sampai di tujuan? Salah! Kita mencari warung untuk mengisi perut kita. Haha… Apapun jawaban anda salah, karena saya tidak mendengar jawaban anda.
Ya, kita mencari warung yang dapat memberikan pelayanan memuaskan bagi perut kita berempat.
Teh hangat harus disajikan pertama kali, karena itu kewajiban dan keharusan. Hehe
Bakso pesanan kita datang. (Kapan pesannya?)
Langsung kita makan, tanpa banyak omong, Slurp nyam nyam nyam, habis dalam sekejap.
Karena kita berada di lokasi parkir pada pukul 02.30 an WIB, kita sudah termasuk terlambat, seharusnya kita bisa sampai di kawah ijen sebelum matahari terbit. Makanya kita makan dipercepat, meskipun tidak secepat yang saya tuliskan sih. Masak diminum langsung habis. Gila!
Sebelum kita berangkat menuju Kawah Ijen, kita harus didampingi oleh pemandu. Karena hari masih gelap, so pasti kita akan kebingungan sedangkan kita tidak membawa alat bantu penerangan satupun kecuali HP.
Harga pemandu Rp.130.000, kita deal dan kita berangkat. Diperjalanan, kita melewati pos dan harus membayar Rp.10.000 per orang. Itu merupakan pos masuk ke Kawah Ijen.
Medan menuju Kawah Ijen cukup menantang. Tapi Gue berani menantangnya. Cukup curam sih, sampai kita seperti Michael Jackson, berjalan miring. Eh, berdiri miring ya?

Keadaan di perjalanan Menuju Kawah Ijen

Di perjalanan, sekeliling saya perhatikan, banyak tumbuhan, burung-burung berkicau, udara segar saya rasakan. Damai banget Indonesia tercinta, meskipun berada jauh dari kota. Ya benerlah, yang sering ga damai tuh yang di kota. Hehe
Semakin lama kog semakin terang, yah! Sunrise tak sempat kita lihat sampai di lokasi Kawah Ijen. Gagal lah kita menuju Kawah Ijen dengan sunrise yang akan kita lihat.
Tenang, sunrise bukanlah satu-satunya keindahan yang ada di situ. Kerumitan seni Tuhan yang diciptakan dalam bentuk Kawah Ijen ini bisa mengobati rasa kecewa kita karena tidak bisa menikmati sunrise.
Kawah Ijen - Surgatraveller
Kawah Ijen – Surgatraveller

Sisi lain Kawah Ijen

Kita tahu, ketika kita mengunjungi tempat yang sama sekali baru bagi kita. Kita akan mendapatkan pelajaran baru juga bagi kita. Di Kawah Ijen ini saya mendapat pelajaran penting yang buat saya pribadi, menilai saya adalah seorang yang egois dan tak berperasaan.
Mengapa? Disaat bersamaan kita menikmati keindahan alam Indonesia. Disaat itulah saya melihat keprihatinan beberapa penduduk sekitar yang masih se-negara dan sebangsa. Mereka mencari nafkah dengan cara mengangkat batu belerang seberat 90 Kg per orang.
Kawah Ijen - Surgatraveller
Kawah Ijen – Surgatraveller
Saya tidak bisa membayangkan, dengan rute yang begitu sulit bagi saya untuk menuju Kawah Ijen. Tanpa membawa berkilo-kilo beban, capeknya minta ampun. Bagaimana dengan mereka?
Harga per Kg belerang mereka jual kepada tengkulak hanya Rp.1500. What The H*ll itu suatu nominal yang mudah di cari bagi seorang guru les Matematika di kota. Hanya mengajar selama 3 jam, tidak perlu lari-lari sudah mendapatkan lebih dari nominal itu.
Semoga Tuhan memberikan kemudahan mereka dalam rezeki dan kemakmuran keluarga mereka.
Semoga juga pemerintah setempat memberikan lapangan pekerjaan yang lebih layak bagi mereka, sehingga meningkatkan harkat dan martabat mereka sebagai warga Negara Indonesia.

PAPUMA

cerita ini ketika saya dan keluarga saya berlibur kePapuma tempatnya masih alami  dan masih terdapat kera yang berkeliaran disekitar pepohonan pantai dan tk segan" mendekat ke pengunjung

oia ada cerita ketika saya membohongi si kera ini dengan bungkus snack kosong yang saya lempar ke arahnya supaya mendekat dan kakak sepupu saya bisa memfotonya dari dekat, dan sejurus kemudian setelah si kera tersebut merogoh" bungkus dan tak mendapatkan hasil yg dia inginkan langsung saja dia seperti menggertak/memberikan sebuah ancaman kepada kami ber2 yang sembari tadi tertawa ,
dan disaat itu kami berdua langsung lari ketakutan dikarenak kera yang kami goda cukup besar dan jaraknya hanya 1meter di depan kami.
    dan kemudian kami dipanggil untuk makan bersama keluarga dan setelah itu melanjutkan dengan bermain air di pantai dan melihat pemandangannya
dan ini beberapa foto yg kami abadikan